Sabtu, 18 September 2010

365! eps.2 - Tiga Mantera Ajaib yang mampu mengubah hati dan sikap

Ada tiga kata yang sangat indah yang jarang betul diucapkan orang satu sama lain. Bukan karena susah. Bukan karena berat. Tetapi, karena sering terlupa, tiba-tiba menjelma sungkan, atau gengsi menyabotase kemurahan hati. Kata apa saja itu? Maaf, Terimakasih, dan Tolong. Ya, aku tahu, bagi sebagian orang, terimakasih terdiri dari dua kata, tapi hanya dalam tulisan ini, mari kita menganggapnya sebagai satu idiom saja.

Maaf. Ini adalah kata yang diucapkan orang jika melakukan kesalahan kepada orang lain. Tujuannya adalah agar orang yang diberi ucapan ini mengikhlaskan apa yang terjadi sebagai sesuatu yang tidak perlu dibalas dengan implikasi fisik, mental, maupun sosial bagi yang mengucapkan. Biasanya, orang mengucapkannya ketika mereka sadar telah mencederai sesuatu dari orang lain. Tubuh nyata. Harta benda. Perasaan. Apa saja. Gampangnya: kita sudah berbuat salah.

Terimakasih. Bahasa Inggrisnya bukan thank you tapi gratitude. Terimakasih sebetulnya bukan kata, melainkan sikap. Namun, seiring berkembangnya jaman, terimakasih dilembagakan dalam kata-kata, kartu, hingga benda berwujud. Ini merupakan sampaian yang mewakili perasaan menghargai perbuatan orang lain yang memberi implikasi positif dalam kehidupan kita. Terima kasih adalah balasan dari bantuan. Dari suatu pemberian. Dari keramahan. Dari hal sederhana seperti memberitahu arah.

Tolong. Please. Ketika kita ingin meminta pertolongan, kata ini wajib kita bubuhkan. Bukan apanya. Kata ini biasanya menggerakkan keikhlasan dari dalam hati seseorang untuk melakukan sesuatu untuk kita. Kita juga memakai kata ‘please’ ini untuk mewakili ‘silakan’, suatu frase yang mengesankan kesopanan yang tulus sekaligus tegas. Silakan duduk. Artinya: saya ingin anda duduk dan saya benar-benar memaksudkannya. Tegas. Tulus.

Apa pasal masih banyak yang alpa menyampaikannya? Maaf, Terimakasih, dan Tolong/Silakan, tak tersampaikan karena beberapa alasan. Orang tidak minta maaf karena tak menyadari berbuat salah atau tahu berbuat salah tapi enggan mengakuinya. Orang gengsi memintamaaf atau berterimakasih atau memohonbantuan dengan layak karena merasa berkedudukan sosial yang lebih tinggi (seperti ada saja yang namanya kedudukan sosial). Orang luput berterimakasih karena besarnya perbuatan yang ditimpali tidak terasa besar. Banyak alasan. Padahal, maaf adalah cermin kebesaran jiwa. Terima kasih itu simbol ketulusan dan sikap tahudiri. Tolong/Silakan merupakan lambang kesopanan dan kerendahan hati. Makhluk-makhluk sejenis gengsi atau sungkan atau kemalasan inilah yang mencegah kita menjadi sosok yang lebih baik. Maka silakan ucapkan: Maaf, Terimakasih, Tolong. Rasakan efeknya pada orang lain. Anda akan terkejut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar