Minggu, 19 September 2010

Genrefikasi Literatur

ORIGINAL NOTES

Bila kita berbicara karya seni, selalu tak lepas dari pengkategorian dalam genre. 
Dalam film ada: laga, drama, komedi, horor, thriller, musikal, hingga futuristis.
Dalam musik ada: rock, jazz, RnB, soul, funk, alternative, pop, grunge, dsb.
Dalam seni rupa ada: impresionis, ekspresionis, dadais, kubis, naturalis, realis, sampai surealis.

Saya lalu kepikiran apakah dalam seni prosa ada alirannya juga??? 
*soalnya prosanya chicko begitu unik sampai saya ingin memberi nama genre chickoisme

====diskusi terbuka====

DISCUSSION

Rendy Doroii Hansen Wah,pengkotak2an hanya bwj jd trpisah2. knp ga jd satu aj dlm sbuah kerangka seni? hehe.
September 7, 2009 at 12:30pm


Asha Ray ada. oh... saya jadi ingat buku lama bersampul perak yang pernah saya baca 6 atau 7 tahun yang lalu berjudul "aliran-aliran prosa dalam sastra indonesia" [saya harap judul itu tidak keliru]! di situ disebutkan kuranglebih ada sekitar 20 aliran ato genre dalam prosa indonesia, mulai dari yang paling konvensional hingga mutakhir [lengkap sekaligus contoh]; tapi bukan berarti sudah tertutup kemungkinan untuk bermunculan genre baru [seperti "chicklit" dan "teenlit" belakangan ini]... dan bisa jadi "chickoisme" memberikan kontribusi pula di situ. namun, tentu saja ada syarat-syarat tertentu untuk menetapkan sebuah genre baru... [dan itu dibahas juga di buku itu!]. oh... saya berharap belum menyumbangkan buku itu ke komunitas baca dulu!
>:-)
September 7, 2009 at 12:30pm


Rendra Jakadilaga bagus gitu sih doroii, tapi pengkotak2an itu maksudnya bukan memisahkan tapi memilah... untuk mencocokkan selera seseorang dengan karya2 seni yg tersedia...
September 7, 2009 at 12:36pm


Rendra Jakadilaga sha... tolong jelaskan lebih dalam satu persatu... supaya gw gak ngulang dari awal... apa ada di wiki yah???
yang jelas bukan ini khan:
- narasi
- deskripsi
- eksposisi
- argumentasi
- persuasi

September 7, 2009 at 12:38pm


Asha Ray ah... tentu saja bukan itu, jake. itu hanya jenis-jenis kalimat saja. contoh genre antara lain:

- fiksi sejarah: kisah di dunia nyata, kejadian di dunia nyata tapi dengan beberapa elemen yang difiksikan atau didramatisasi, seperti novel "the grapes of wrath" karya john steinbeck yang difiksikan dari kisah nyata pengungsi-pengungsi oklahoma menuju california akibat kemunduran ekonomi di amerika pada tahun 1930-an.

- horror: kisah yang disampaikan dengan maksud untuk menakut-nakuti, melalui ketegangan, kekerasan ataupun kejutan; seperti tampak pada prosa-prosa karya edgar allan poe semisal "the tell-tale heart".

- fantasy: kisah tentang sihir dan kekuatan gaib, lebih dibanding sesuatu yang berhubungan dengan teknologi; semisal: our notorious "harry potter" series by jk rowling.

harap juga dipahami bahwa genre ini berbeda dengan teknik penulisan. untuk lebih jelas... silakan merujuk ke sini: http://en.wikipedia.org/wiki/literary_genre.

;-)
September 7, 2009 at 1:18pm


Rendra Jakadilaga nggak memuaskan pembagiannya... hmmm versi indonesia...
September 7, 2009 at 1:44pm


Asha Ray ya... emang gak selalu hal beginian memuaskan, jake. sama dengan konsep genre itu sendiri yang pernah dikritik oleh jacques derrida [mungkin sama dengan pendapat doroii + kamu juga]. ya... tapi paling gak kan ada pegangan. untuk versi indonesia: nah... itu dia yang ada di "buku itu", jake! he-he! :-D
September 7, 2009 at 2:21pm


Rendra Jakadilaga siapa yang pinjam buku itu? iwan fals kah? karena dia pernah ngaku!!! suruh balikin!!!
ngngng gw coba bikin versiku sendiri deh...
September 7, 2009 at 2:29pm


Asha Ray kalo ditilik-tilik... nama kamu + doroii emang agak-agak "membentuk" jacques derrida juga ya: jakaues doroiida! he-he! :-p
September 7, 2009 at 2:30pm


Rendra Jakadilaga wkwkwkwkwk what a coincidence... let's leave it at that... there are some things i don't feel comfortable continuing in public... btw gw sering denger nama itu: menteri sastera yah?
September 7, 2009 at 2:40pm


Asha Ray derrida: filsuf, tapi juga cukup memberikan kontribusi di bidang [teori] sastra. :-)
September 7, 2009 at 2:48pm


Rendy Doroii Hansen Lalu tulisan gw masuk genre ap mnurut lo dra? hehe
September 7, 2009 at 2:55pm


Rendra Jakadilaga surealis!!! pasti!!!
kalo ga mau dibikinin doroiisme...
September 7, 2009 at 2:58pm
 

Rendy Doroii Hansen Sebuah Kisah Awan itu surealis y? ooo..gw jg br tau. hehe.
definisi surealis ap?
September 7, 2009 at 3:30pm


Rendra Jakadilaga Surealisme, adalah sebuah aliran seni dan kesusastraan yang menjelajahi dan merayakan alam mimpi dan pikiran bawah sadar melalui penciptaan karya visual, puisi, dan film.
September 7, 2009 at 3:37pm


Rendra Jakadilaga Para surealis secara hebat dipengaruhi oleh Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis dari Austria. Mereka terutama sangat menerima pembedaannya antara ego dan id-yaitu, antara naluri-naluri dan hasrat-hasrat utama kita (id) dan corak perilaku kita yang lebih beradab dan rasional (ego). Sejak tuntutan dan kebutuhan utama kita secara berkala berjalan bersinggungan dengan pengharapan masyarakat, Freud menyimpulkan bahwa kita menekan hasrat asli kita ke dalam bagian bawah sadar pikiran kita. Untuk individu yang ingin menikmati kesehatan kejiwaan, ia rasa, mereka harus membawa hasrat-hasrat itu ke pikiran sadar. Freud percaya bahwa – mengesampingkan desakan tuntutan untuk menekan hasrat-hasrat – yang ada di pikiran bawah sadar tetap menampilkan dirinya, terutama ketika pikiran yang sadar melonggarkan cengkeramannya; dalam mimpi, mitos, corak kelakuan ganjil, terpelesetnya lidah, ketidaksengajaan, dan seni. Dalam pencarian untuk mendapatkan akses ke alam pikiran bawah sadar, para surealis mencip... bla-bla-bla
September 7, 2009 at 3:38pm


Asha Ray jangan lupa, jake... seni lukis juga memiliki aliran surrealis. itu dapat kita lihat seperti pada karya-karya salvador dali dan frida kahlo. masih ingat lukisan jam yang meleleh karya dali itu? demikianlah surrealisme. ia membiarkan realitas dan mimpi berbagi di 1 kanvas yang sama. :-)
September 7, 2009 at 8:59pm


Asha Ray dalam sastra indonesia, aliran surrealis ini dapat dilihat pada prosa [cerpen] karya-karya as laksana. semisal pada salah 1 cerpen favorit saya: menggambar ayah.

"Tapi orang yang bisa kupanggil bapak itu tak pernah datang. Agaknya ibu tidak pernah berpikir untuk memberiku seorang bapak. Maka aku membikin sendiri bapakku. Di kamarku, aku menggambar sebatang penis. Panjang seperti ular. Aku sebenarnya menggambar bapakku. Ia melingkar membelit dinding-dinding kamarku. Setiap hari menjelang tidur aku bercakap-cakap dan mengadu kepadanya. Kulihat kepalanya berdenyut-denyut. Ia hidup. Ia bicara. Ia menanggapi semua keluhanku.

Gambar itu kemudian menjadi apa saja. Ia tidak hanya menjadi bapakku, tetapi juga guruku. Aku belajar tentang apa saja dari dia. Belajar bagaimana menyalurkan kehendak, belajar memberontak, dan belajar mempertahankan keinginan. Aku belajar cara mendesakkan keinginan dari gambar penis yang menjulur di dinding kamarku."

saya adalah pengagum surrealisme!

:-D
September 7, 2009 at 9:08pm


Rendra Jakadilaga mungkin anda bisa coba baca serial awan-nya doroii, bung asha... i believe it is surreal. i just felt it.
September 8, 2009 at 5:10am


Asha Ray di manakah saya dapat mengakses serial tersebut, bung jaka? :-)
September 8, 2009 at 9:49am


Rendy Doroii Hansen Tolong ks link ny dra. gw onlen mobile nih. ribet nyari2 link ny dl. thx
September 8, 2009 at 12:49pm


Rendra Jakadilaga notes doroii tersedia di link di bawahnya... lih. tag notes
September 8, 2009 at 7:33pm


September 8, 2009 at 7:35pm


Rendra Jakadilaga bukankah kita semua penggemar surealisme bung asha??? namun tak semua piawai untuk meramukan kata-kata menjadi sajian sureal...
September 8, 2009 at 7:37pm


Asha Ray "sebuah kisah awan : arti hidup, hidup binatang [kisah 1]" beraliran satire. begitu membacanya, saya langsung teringat dengan novel karya george orwell: "animal farm". salah satu atribut terkuat aliran satire adalah sarkasme, dan itu saya temukan pada pula pada tulisan doroii, terutama pada nada-nadanya yang terkesan sinis atau penuh sindiran.

"Si Anjing di bagian HRD yang terus-terus menjulurkan lidahnya
Si Ular rekan satu cubicle yang tega memangsa Si Tikus di setiap tender
Si Buaya yang selalu menunggu menganga dan diantarkan mangsa
Si Monyet Kecil yang seolah datang hanya untuk menjadi pemain sirkus diantara kami

datang, menghibur, tertawa, berguling di tanah, diberi makan, lalu pulang, tidak lupa absen sebelumnya."
September 8, 2009 at 9:19pm


Asha Ray meskipun mengusung aliran satire, namun saya menemukan bahwa tema terkuat dari tulisan tersebut adalah eksistensialisme. eksistensialisme sendiri pada awalnya merupakan sebuah paham filsafat yang kemudian menjadi tema yang juga banyak diangkat dalam karya sastra, mempertanyakan tentang eksistensi atau 'keberadaan' individu [manusia], untuk menemukan 'arti hidup'.

"Pagi ini serasa berat sekali bagiku. Hari ini umurku genap 20 tahun! Lalu mengapa berat? Sebab sampai saat ini aku belum menemukan arti hidupku. Mengapa hingga saat ini aku masih bernafas untuk bertahan menapak dunia.
Terlempar jauh ingatanku ke 14 tahun yang lalu, saat Sinyo meninggal.
Tapi kapan aku meninggal? Dan mengapa aku harus meninggal?"

maka ini belum setepat-tepatnya surreal, bung jake. tapi mengapa harus begitu "mengagung-agungkan" surrealisme? atau mungkin ada yang punya pendapat berbeda?
;-)
September 8, 2009 at 10:01pm


Asha Ray coba periksa kembali puisi-puisimu, jake... palingtidak saya menemukan 2 buah puisi yang bermuatan surrealisme di sana: "headache" dan "ghost". ;-)
September 8, 2009 at 10:01pm


Rendra Jakadilaga bukan surealis yah...kalo dipikir bener juga: lebih ke satire. gw cuma kepikiran itu surealis karena kengerian semu yg ditimbulkan setelah membacanya.
September 9, 2009 at 3:16am


Rendra Jakadilaga Satir sering terlalu kaku didefinisikan sebagai genre literar; meskipun pada praktiknya juga ditemukan dalam seni rupa dan seni penampilan. Dalam satir, niat jahat, kegilaan, perilaku merusak, atau penyimpangan seseorg ditonjolkan untuk mengupas dengan cara mengkonyolkan, lelucon kasar, burlesque (ini ga tau apa),ironi, dan metode lain yang idealnya bertujuan untuk mengajukan perbaikan. Meski satir dilucu-lucukan, tapi tujuan utamanya bukan bercanda melainkan menyerang sesuatu yang tidak disukai sang penulis, dengan menggunakan tulisannya sebagai senjata yang cerdik. (diterjemahkan susah payah oleh rocketeer ksatriansyah)
September 9, 2009 at 4:15am


Rendra Jakadilaga Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme adalah melulu soal kebebasan. Apakah kebebasan itu? bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-mentah bentuk determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri.
September 9, 2009 at 4:18am


Rendra Jakadilaga Dalam studi sekolahan filsafat eksistensialisme paling dikenal hadir lewat Jean-Paul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to be free", manusia dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah kemudian manusia bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang bertanggung jawab"? Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan individu lain.
September 9, 2009 at 4:32am


Rendra Jakadilaga Namun, menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi seorang yang lain-daripada-yang-lain, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu yang berada diluar kendali manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru yang menjadi esensi dari eksistensialisme. Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh, mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi seperti dokter, desainer, insinyur, pebisnis dan sebagainya, tetapi yang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi dokter atas keinginan orangtua, atau keinginan sendiri.
September 9, 2009 at 4:34am


Rendra Jakadilaga OK. Bukan Satir kalo begitu. Doroii tidak terdengar sama sekali lucu...
September 9, 2009 at 4:41am


Rendra Jakadilaga Dan kita sudah punya:
1. Surealisme
2. Satir
3. Eksistensialisme
4. ?
September 9, 2009 at 4:42am


Rendra Jakadilaga lanjutan yang kepotong dari surealisme:
...menciptakan bentuk dan seni baru yang radikal.
September 9, 2009 at 4:44am


Asha Ray ironi, dan metode lain (melebih-lebihkan, kontras, perbandingan, analogi, dan ambiguitas) yang idealnya bertujuan untuk [menyerang atau] mengajukan [kritik demi] perbaikan".

"A very common, almost defining feature of satire is its strong vein of irony or sarcasm, but parody, burlesque, exaggeration, juxtaposition, comparison, analogy, and double entendre are all frequently used in satirical speech and writing. The essential point, however, is that "in satire, irony is militant". This "militant irony" (or sarcasm) often professes to approve (or at least accept as natural) the very things the satirist actually wishes to attack."<http://en.wikipedia.org/wiki/Satire>

:-)
September 9, 2009 at 11:15am


Asha Ray dan sedikit verifikasi: eksistensialisme bukanlah aliran. eksistensialisme dalam sastra seringkali diangkat sebagai tema saja meskipun dalam filosofi ia merupakan aliran tersendiri. selain itu dalam tulisan doroii tersebut saya juga melihat kecenderungan "simbolisme" dan lagi-lagi harap dipahami bahwa itu bukanlah aliran, melainkan hanya merupakan teknik penulisan saja.
;-)
September 9, 2009 at 11:20am


<roceketeer ksatriansyah>
PS: dan diskusi masih terbuka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar