Sabtu, 18 September 2010

Surat dari Bang Jeni

Berikut adalah salah satu surat yang mengubah hidupku:


UP 6 Mei 1999

Buat Jake
di -
tempat

Assalamu alaikum Wr. Wb.
Jake, aku senang karena engkau mulai mengenalku lebih dalam dari yang lain (bukan dari pilihan katamu, tapi dari caramu menulisnya), dan untuk alasan inilah aku menulis surat ini.
Thanks for your gift yang bisa jadi lahir dari kepedulian atau mungkin karena alasan lain?

Aku meminta maaf untuk tak menyentuh jemarimu sehingga engkau punya alasan untuk menyebutku "Kakak".
Mungkin karena aku terlalu sibuk mencari DIA.
Aku ingin engkau dan semua orang yang berinteraksi denganku mengenal-Nya di saat kalian bersamaku.

Jake, semua yang kita tahu hanyalah sebuah pengetahuan, dan jangan biarkan seluruh dirimu berada di sana.
Karena pengetahuan tak akan bisa mengantarkan kita kepada kebenaran.
Karena pengetahuan tak memiliki realitas.

Jake, maaf jika pada setiap pertemuan (apapun bentuknya) aku selalu menyinggung Jalan. Karena tak ada yang lebih penting dari itu. "Siapa mengenal dirinya, niscaya mengenal Tuhannya".
bagaimana mungkin kita mengenal diri jika kita tak berada pada kesadaran tertinggi (sirr).

Jake, kenalilah Rendra Jakadilaga, atau setidaknya berusahalah untuk itu.
Karena, apalah yang bisa manusia lakukan selain berdoa dan berusaha.

Jake, aku tidak memberimu apa-apa kepadamu selain pengetahuanNya: "Diri sebenar-benarnya diri adalah Allah". Jika engkau tetap berjalan, yaqinlah bahwa Allah sendiri yang akan mengantarmu pada pemahaman ini, walaupun maqam ini bukan perjalanan spiritual terpuncak.

Jake, orang yang "dirinya" telah lenyap di dalam Diri-Nya adalah khalifah di muka bumi. Yang paling sempurna melakukannya adalah Rasulullah SAW, Tetapi walaupun jauh dari sempurna, kita bisa bertanya:

"Kesalahan apa yang bisa dilakukan manusia yang Allah menjadi lidah yang dengannya Ia berkata, Allah menjadi matanya yang dengannya Ia melihat, Allah menjadi tangannya yang dengannya Ia berbuat, Allah menjadi kakinya yang dengannya Ia berjalan (atau bisa dibilang: Allah menjadi dirinya yang dengannya Ia hidup)"


Aku bukan siapa-siapa
Aku bukan apa-apa
Aku tidak memiliki dunia
Dan... dunia tak memilikiku
Aku tak memiliki apa-apa
Karena... dirikupun tidak kumiliki
Biarkanlah...
Aku ingin lenyap dalam ketidaktahuanku
Karena...
Ketidaktahuanku adalah PengetahuanNya
Dan...
Biarkanlah Allah lenyap dalam DiriNya sendiri.



Jeni
"realitas yang sombong"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar